Oleh : Muhammad Aril
Sekte Wahhabi adalah sekte yang sangat anti dengan takwil mereka
tidak mau menakwil kata-kata majaz dalam al-Qur’an. Misalnya ketika
mengartikan ayat :الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
“Tuhan yang Maha Pemurah. yang bersemayam di atas 'Arsy” (QS Thaaha [20]:05 )
Wahhabi Tetap mengartikan kalimat اسْتَوَى secara literal yaitu bersemayam. Tidak mau memankwil. Sebab menurut mereka, al-Qur’an tidak boleh ditakwil. Takwil menurut mereka adalah sebuah langkah tahrif. Dengan demikian menurut keyakinan mereka, Allah bertempat di atas langit (di atas arsy).
Berbeda dengan Ahlussunnah yang menakwil اسْتَوَى dengan arti ‘menguasai’. Sebab kalau tidak ditakwil maka akan menimbulkan paham bahwa Allah bertempat dan ini bertentangan dengan firman Allah: “ Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia” (QS asy-Syuraa :11)
Ada kisah menarik tentang perdebatan terbuka antara tokoh Wahhabi Abdullah bin Baz yang kebetulan buta dengan salah seorang ulama Ahlussunnah Waljamaah, yaitu Syekh Abdullah Asy-Syanqithi tentang takwil. Syekh Abdullah berkata kepadanya kepada tokoh Wahhabi yang tunanetra itu:
“Jika Anda berpendapat bahwa al-Qur’an tidak bisa ditakwil, sesungguhnya Allah berfirman : “Dan Barang siapa yang buta di dunia ini, niscaya di akhirat akan lebih buta dan lebih tersesat dari jalan yang benar” (QS Al-Isra’ [17]:72).
Berdasarkan ayat di atas , apakah Anda berpendapat bahwa orang yang buta di dunia akan lebih buta di akhirat sesuai dengan pendapat Anda bahwa al-Qur’an tidak bisa ditakwil”
Mendengar sanggahan Syekh Asy-Syanqithi di atas tokoh Wahhabi yang tunanetra itu tidak berkutik. Dan hanya berteriak menyuruh anak buahnya agar mengeluarkan Asy-Syanqithi dari majelisnya. Lalu si tunanetra itu meminta Raja Ibnu Saud agar mendeportasi Syekh Syanqithi dari Hijaz. Kemudian Syekh Syanqithi dideportasi. 1-0 untuk Wahhabi.
@ry 9 / IstinbaT
Disarikan dari buku
Karya Ust. Idrus Romli, “ Buku Pintar Berdebat dengan Wahhabi”
hlm. 28 Penerbit Bina Aswaja Surabaya.
Ref: sidogiri.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar