Label

Senin, 20 Februari 2012

ZINA, DOSANYA, HUKUMANNYA DI DUNIA DAN AKHIRAT

Zina : Dosanya, Hukumannya Di Dunia Dan Di Akhirat
Sabtu, 27 Oktober 2007 13:40:49 WIB

ZINA : DOSANYA, HUKUMANNYA DI DUNIA DAN AKHIRAT


Oleh
Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat


Zina adalah dosa yang sangat besar dan sangat keji serta seburuk-buruk jalan yang ditempuh oleh seseorang berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

“Artinya : Dan janganlah kamu mendekati zina, karena sesungguhnya zina itu adalah faahisah (perbuatan yang keji) dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh oleh seseorang)” [Al-Israa : 32]

Para ulama menjelaskan bahwa firman Allah Subhanahu wa Ta’ala : “Janganlah kamu mendekati zina”, maknanya lebih dalam dari perkataan : “Janganlah kamu berzina” yang artinya : Dan janganlah kamu mendekati sedikit pun juga dari pada zina [1]. Yakni : Janganlah kamu mendekati yang berhubungan dengan zina dan membawa kepada zina apalagi sampai berzina. [2]

Faahisah فَاحِشَةً = maksiat yang sangat buruk dan jelek
Wa saa’a sabiila وَسَاءَ سَبِيلًا = karena akan membawa orang yang melakukannya ke dalam neraka.

Tidak ada perselisihan di antara para ulama bahwa zina termasuk Al-Kabaa’ir (dosa-dosa besar) berdasarkan ayat di atas dan sabda Nabi yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam.


“Artinya : Apabila seorang hamba berzina keluarlah iman [3] darinya. Lalu iman itu berada di atas kepalanya seperti naungan, maka apabila dia telah bertaubat, kembali lagi iman itu kepadanya” [Hadits shahih riwayat Abu Dawud no. 4690 dari jalan Abu Hurairah]

Berkata Ibnu Abbas. : “Dicabut cahaya (nur) keimanan di dalam zina” [Riwayat Bukhari di awal kitab Hudud, Fathul Bari 12:58-59]

Dan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Artinya : Dari Abi Hurairah, ia berkata : Telah bersabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidak akan berzina seorang yang berzina ketika dia berzina padahal dia seorang mukmin. Dan tidak akan meminum khamr ketika dia meminumnya padahal dia seorang mukmin. Dan tidak akan mencuri ketika dia mencuri padahal dia seorang mukmin. Dan tidak akan merampas barang yang manusia (orang banyak) melihat kepadanya dengan mata-mata mereka ketika dia merampas barang tersebut pada dia seorang mukmin” [Hadits shahih riwayat Bukhari no. 2475, 5578, 6772, 6810 dan Muslim 1/54-55]

Maksud dari hadits yang mulia ini ialah :
Pertama : Bahwa sifat seorang mukmin tidak berzina dan seterusnya.
Kedua : Apabila seorang mukmin itu berzina dan seterusnya maka hilanglah kesempurnaan iman dari dirinya”[4]

Di antara sifat “ibaadur Rahman” [5] ialah : ‘tidak berzina’. Maka apabila seorang itu melakukan zina, niscaya hilanglah sifat-sifat mulia dari dirinya bersama hilangnya kesempurnaan iman dan nur keimannya. [6]

Setelah kita mengetahui berdasarkan nur Al-Qur’an dan Sunnah Nabi yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa zina termasuk ke dalam Al-Kabaair (dosa-dosa besar) maka akan lebih besar lagi dosanya apabila kita melihat siapa yang melakukannya dan kepada siapa?

Kalau zina itu dilakukan oleh orang yang telah tua, maka dosanya akan lebih besar lagi berdasarkan sabda Nabi yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Artinya : Ada tiga golongan (manusia) yang Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan tidak melihat kepada mereka, dan bagi mereka siksa yang sangat pedih, yaitu ; Orang tua yang berzina, raja yang pendusta (pembohong) dan orang miskin yang sombong” [Hadits shahih riwayat Muslim 1/72 dari jalan Abu Hurairah, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti diatas]

Demikian juga apabila dilakukan oleh orang yang telah nikah atau pernah merasakan nikah yang shahih baik sekarang ini sebagai suami atau istri atau duda atau janda, sama saja, dosanya sangat besar dan hukumannya sangat berat yang setimpal dengan perbuatan mereka, yaitu didera sebanyak seratus kali kemudian di rajam sampai mati atau cukup di rajam saja. Adapun bagi laki-laki yang masih bujang atau dan anak gadis hukumnya didera seratus kali kemudian diasingkan (dibuang) selama satu tahun. Dengan melihat kepada perbedaan hukuman dunia maka para ulama memutuskan berbeda juga besarnya dosa zina itu dari dosa besar kepada yang lebih besar dan sebesar-besar dosa besar. Mereka melihat siapa yang melakukannya dan kepada siapa dilakukannya.

Kemudian, kalau kita melihat kepada siapa dilakukannya, maka apabila seorang itu berzina dengan isteri tetangganya, masuklah dia kedalam sebesar-besar dosa besar (baca kembali haditsnya di fasal kedua dari jalan Ibnu Mas’ud). Dan lebih membinasakan lagi apabila zina itu dilakukan kepada mahramnya seperti kepada ibu kandung, ibu tiri, anak, saudara kandung, keponakan, bibinya dan lain-lain yang ada hubungan mahram, maka hukumannya adalah bunuh. [7]

Setelah kita mengetahui serba sedikit tentang zina [8], dan dosanya, hukumannya di dunia di dalam syari’at Allah dan adzabnya di akhirat yang akan membawa para penzina terpanggang di dalam neraka, sekarang tibalah bagi kami untuk mejelaskan pokok permasalahan di dalam fasal ini yaitu hamil di luar nikah dan masalah nasab anak. Dalam fasal ini ada beberapa kejadian yang masing-masing berbeda hukumnya, maka kami berkata:

[Disalin dari kitab Menanti Buah Hati Dan Hadiah Untuk Yang Dinanti (Diringkasg dari pembahasan pembuka HAMIL DI LUAR NIKAH DAN MASALAH NASAB ANAK, Penulis Abdul Hakim bin Amir Abdat, Penerbit Darul Qolam Jakarta, Cetakan I – Th 1423H/2002M]

Jumat, 17 Februari 2012

Tuluskah Aku Mencintai-MU

Tuluskah Aku Mencintai-MU?


إِلا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَاعْتَصَمُوا بِاللَّه وَأَخْلَصُوا دِينَهُمْ لِلَّهِ فَأُولَئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْرًا عَظِيمًا
“Kecuali orang-orang yang tobat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.” (Q.S An-Nisa’ : 46)
Rasululllah Saw. bersabda :
“Bila seseorang telah dicintai Allah maka seluruh makhluk akan mencintainya.” Disebutkan dalam hadits lain, “Bila Allah telah mencintai seseorang, Allah memanggil Jibril dan memberitahunya bahwa ia telah mencintai si fulan, maka Allah menyuruh Jibril untuk mencintainya, selanjutnya Jibril pun memberi tahu para malaikat bahwa Allah mencintai si fulan, maka seluruh malaikat mencintainya, kemudian Allah menjadikannya orang yang diterima di bumi.”
(HR Bukhari dan Muslim)
Seperti yang sudah diketahui teramat jauh perbedaan antara cinta dan nafsu, salah satunya yang terdapat pada cinta adalah keihlasan yang tanpa pengharapan, sedangkan yang terdapat pada nafsu adalah sebuah tuntutan kepuasan.
Mari kita kembali ambil suri tauladan dari wanita sufi Rabi’ah Al Adawiyyah dalam munajatnya ia merintih pada Dzat yang tak ada cinta selain dari-Nya, “Wahai Alloh, adzablah hamba kalau seumpama ibadah hamba semata hanya mengharap surga-Mu dan takut akan neraka-MU”.
Ketulusan cinta tidak akan pernah menuntut pada apa yang dicintai untuk memenuhi semua permintaan yang kita inginkan, karena keihlasanlah yang dikedepankan dalam hal ini seperti ketika berdo’a, berkurangkah ibadah ketika suatu do’a belum diijabah?. Dan nafsu juga akan berontak jika keinginan yang kita harapkan tidak juga dikabulkan, hingga berakibat makin lemahnya keimanan.
Dijelaskan dalam kitab Durratun Nasihin bahwa kekuatan cinta mampu menyelamatkan orang yang dicintainya dan selamat dari api neraka. Seperti yang terjadi pada dua orang sahabat yang dikisahkan orang-orang sholih terdahulu. Hiduplah dua orang sahabat yang saling menyayangi, dengan landasan mencintai karena Alloh dan membenci pun karena Alloh. Namun sayang keduanya memunyai perilaku yang sangat berbeda, yang satu seorang pemuda sholih tapi yang satunya lagi bisa dikatakan pemuda yang suka melakukan kemaksiatan dan jauh dari agama.
Hingga pada suatu masa, ketika pemuda yang sholih tadi akan dimasukkan kedalam surga iapun berkata “wahai Alloh, dimanakah sahabatku..”, “karena perbuatannya sewaktu didunia diapun sudah dimasukkan kedalam neraka”, “wahai Alloh kiranya Engkau mengijinkan jika hamba masuk surga bersama dia, karena persahabatan kita sewaktu didunia”. Hingga ahirnya Alloh pun mengabulkan permintaannya. (wallohu a’lam)
Dari Anas bin Malik ra berkata: Nabi Muhammad saw bersabda: “Seseorang tidak akan pernah mendapatkan manisnya iman sehingga ia mencintai seseorang, tidak mencintainya kecuali karena Allah; sehingga ia dilemparkan ke dalam api lebih ia sukai daripada kembali kepada kekufuran setelah Allah selamatkan darinya; dan sehingga Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selainnya.” (HR. Bukhari)
Serta kisah Layla dan Qois atau yang dikenal dengan sebutan Layla Majnun. Perjalanan cinta mereka tidak bisa bersatu didunia. Kerinduan yang teramat dalam sudah tak mampu dihadapi oleh Layla hingga ia jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia. Dan ketika Qois mendengar kabar kematian kekasihnya, dengan perasaan hancur langsung mendatangi makam sang kekasih, sambil menangis keras diatas batu nisan iapun menghembuskan nafas terahirnya.
Hingga terdengar kabar, setelah kematian keduanya “semalam aku bermimpi melihat Layla dan Qois sedang duduk ditaman yang sangat indah. Kemudian aku bertanya “amal apa yang bisa membuat kalian ada disini?”, kemudian Qoys menjawab “Alloh telah ridlo dengan cinta kami”.
Seperti yang dijelaskan dalam hadits : “Man ‘asyiqo fa’affa wakatama famaata fahuwa syahiidun” (barang siapa yang sudah rindu sekali, lalu menjaga diri serta menyembunyikan hingga ia meninggal, maka orang itu mati syahid).
Kemudian cinta sejati kepada mahluk itu apakah ada? Sedang cinta hanya bermuara kepada-Nya?. Apa yang kita rasakan saat ini? Dan apa sebenarnya yang kita cintai?. Karena yang cenderung terjadi cinta kita kepada mahluk semakin menjauhkan kita dari cinta yang menciptakan mahluk.


[ http://tanbihun.com ]

Jumat, 10 Februari 2012

Aqiqah Dalam Islam

Aqiqah Dalam Islam
Aqiqah dalam pandangan Islam adalah hewan yang disembelih untuk menebus bayi yang dilahirkan. Aqiqah sendiri berasal dari kata ‘Aqq yang artinya memutus atau melubangi. Menurut pendapat jumhur ulama hukum aqiqah adalah sunnah muakkadah, menurut ulama' Hanafiyah hukumnya mubah.


Dalil Hukum Aqiqah

Rasulullah saw bersabda, “Bersama anak laki-laki ada aqiqah, maka tumpahkan (penebus) darinya darah (sembelihan) dan bersihkan darinya kotoran (Maksudnya cukur rambutnya). (HR: Ahmad, Al Bukhari dan Ashhabus Sunan).


Dari Aisyah dia berkata : Rasulullah bersabda : “Bayi laki-laki diaqiqahi dengan dua kambing yang sama dan bayi perempuan satu kambing.” (HR Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah)


Rasulullah saw bersabda, “Seorang anak yang baru lahir tergadaikan oleh aqiqahnya. Maka disembelihkan kambing untuknya pada hari ke tujuh, dicukur rambutnya dan diberi nama”. (HR. Ashabussunah)


Dari Ummu Karaz Al Ka’biyah bahwa ia bertanya kepada Rasulullah tentang aqiqah. Beliau bersabda, “Bagi anak laki-laki disembelihkan dua ekor kambing dan bagi anak perempuan disembelihkan satu ekor. Dan tidak akan membahayakan kamu sekalian, apakah (sembelihan itu) jantan atau betina.” (Imam Ahmad dan Tirmidzi)


Dari ‘Aisyah RA, ia berkata, “Rasulullah SAW pernah ber ‘aqiqah untuk Hasan dan Husain pada hari ke-7 dari kelahirannya, beliau memberi nama dan memerintahkan supaya dihilangkan kotoran dari kepalanya (dicukur)”. (HR. Hakim, dalam AI-Mustadrak juz 4, hal. 264)


Hikmah Aqiqah

Hikmah dari aqiqah diantaranya:

1. Menghidupkan sunah Nabi saw.
2. Meneladani nabi Ibrahim as tatkala Allah swt menebus putra nabi Ibrahim as yang tercinta, yakni nabi Ismail as.
3. Penebus hutang anak untuk memberikan syafaat bagi kedua orang tuanya kelak pada hari perhitungan.

*Imam Ahmad mengatakan: "Dia tergadai dari memberikan syafaat bagi kedua orang tuanya (dengan aqiqahnya)".

4. Sebagai wujud pendekatan diri kepada Allah yang telah mengaruniai lahirnya bayi.
5. Memperkuat ukhuwah (persaudaraan) di antara sanak keluarga dan masyarakat saat berlangsungnya pesta aqiqah.


Tata Cara Aqiqah

Bayi dicukurkan rambutnya pada hari ke-7 sejak kelahirannya. Lalu diberi nama. Jadi bila lahir pada hari Ahad, aqiqahnya jatuh pada hari sabtu.

Dari Samurah ra, sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda : “Setiap anak yang baru lahir tergadai (menjadi tanggungan) dengan aqiqanya sampai disembelih (aqiqah) itu untuknya pada hari ketujuh, dicukur dan diberi nama.” (HR. Ahmad, Imam Empat dan Disahkan oleh At-Turmudzi)


Syarat Hewan Aqiqah

Hewan yang dibolehkan disembelih untuk aqiqah adalah sama seperti hewan yang dibolehkan disembelih untuk kurban, dari sisi usia dan kriteria. Tidak boleh dalam aqiqah ini hewan yang picak, kurus, patah tulang, sakit dan juga cacat.

Berbeda dengan kurban, dalam aqiqah tidak diperbolehkan berpatungan. Baik itu untuk kambing/domba atau sapi, unta. Jadi bila seseorang aqiqah domba, maka itu hanya untuk satu orang tidak boleh dibagi tujuh.

Jumlah Hewan Aqiqah

Jumlah hewan aqiqah untuk laki-laki adalah satu ekor. Untuk perempuan satu ekor. Namun ada juga dalil yang menyatakan aqiqah untuk laki-laki dua ekor, untuk perempuan satu ekor.

Ibnu Abbas ra: “Sesungguh-nya Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam mengaqiqahi Hasan dan Husain satu domba satu domba.” (Hadits shahih riwayat Abu Dawud dan Ibnu Al Jarud)


Ummu Kurz Al Ka’biyyah berkata, yang artinya: “Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam memerintahkan agar disembelihkan aqiqah dari anak laki-laki dua ekor domba dan dari anak perempuan satu ekor.” (Hadits sanadnya shahih riwayat Imam Ahmad dan Ashhabus Sunan)


Dari Aisyah Radhiallaahu anha berkata, yang artinya: “Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam memerintahkan mereka agar disembelihkan aqiqah dari anak laki-laki dua ekor domba yang sepadan dan dari anak perempuan satu ekor.” (Shahih riwayat At Tirmidzi)

Tidak ada persyaratan khusus apakah harus hewan jantan atau betina. Namun lebih diutamakan hewan jantan guna menjaga kelangsungan reproduksi hewan tersebut.

Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan aqiqah paling baik adalah hari ke-7 dari kelahiran. Bila tidak bisa, dapat melaksanakannya pada hari ke-14. Bila tidak bisa, dapat melaksanakannya pada hari ke-21.

Nabi saw bersabda, “Setiap anak itu tergadai dengan hewan aqiqahnya, disembelih darinya pada hari ke tujuh, dan dia dicukur, dan diberi nama.” (HR: Imam Ahmad dan Ashhabus Sunan, dan dishahihkan oleh At Tirmidzi)


Abdullah Ibnu Buraidah dari ayahnya dari Nabi saw, beliau berkata yang artinya: “Hewan aqiqah itu disembelih pada hari ketujuh, ke empat belas, dan ke dua puluh satu.” (Hadits hasan riwayat Al Baihaqiy)


Setelah 21 hari masih tidak mampu melakukan aqiqah, maka waktu pelaksanaanya dapat kapan saja di kala sudah mampu, sebab pelaksanaan hari ke-7, ke-14, ke-21 adalah sunah bukan wajib. Diperbolehkan untuk melakukan aqiqah sebelum hari ke-7.

Bayi yang meninggal sebelum hari ke-7 juga disunahkan untuk disembelihkan aqiqahnya. Bahkan walau bayi tersebut meninggal dalam kandungan. Syaratnya adalah bayi tersebut sudah berusia 4 bulan dalam kandungan sang ibu.

Aqiqah adalah syariat yang diperuntukan untuk sang ayah. Bila ada kejadian seseorang belum disembelihkan hewan aqiqah oleh orang tuanya, maka ia boleh melakukan aqiqah untuk dirinya sendiri.

Dan bila tidak diaqiqahi oleh ayahnya kemudian dia mengaqiqahi dirinya sendiri maka hal itu tidak apa-apa. wallahu ‘Alam. -- Syaikh Shalih Al Fauzan


Pembagian Daging Aqiqah

Daging dari hasil penyembelihan hewan aqiqah dapat dimakan sendiri, dibagikan kepada kerabat keluarga, sahabat dan faqir miskin. Bahkan boleh diberikan kepada non muslim dalam rangka menarik simpatinya juga dalam rangka dakwah.

Dan tidak apa-apa dia mensedekahkan darinya dan mengumpulkan kerabat dan tetangga untuk menyantap makanan daging aqiqah yang sudah matang -- Syaikh Utsaimin


Sunahnya dia memakan sepertiganya, menghadiahkan sepertiganya kepada sahabat-sahabatnya, dan mensedekahkan sepertiga lagi kepada kaum muslimin, dan boleh mengundang teman-teman dan kerabat untuk menyantapnya, atau boleh juga dia mensedekahkan semuanya -- Syaikh Jibrin


Dan engkau bebas memilih antara mensedekahkan seluruhnya atau sebagiannya dan memasaknya kemudian mengundang orang yang engkau lihat pantas diundang dari kalangan kerabat, tetangga, teman-teman seiman dan sebagian orang faqir untuk menyantapnya, dan hal serupa dikatakan oleh Ulama-ulama yang terhimpun di dalam Al lajnah Ad Daimah -- Syaikh Ibnu Bazz

“Mereka memberi makan orang miskin, anak yatim, dan tawanan, dengan perasaan senang”. (QS. Al-Insan : 8)


Menurut Ibn Qudâmah, tawanan pada saat itu adalah orang-orang kafir. Namun demikian, keluarga juga boleh memakan sebagiannya.

Daging Aqiqah Lebih Baik Mentah Atau Matang?

Daging Aqiqah lebih baik diberikan dalam keadaan matang.

Hadits Aisyah ra., “Sunnahnya dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan. Ia dimasak tanpa mematahkan tulangnya. Lalu dimakan (oleh keluarganya), dan disedekahkan pada hari ketujuh”. (HR al-Bayhaqi)


Referensi:

Wikipedia
Media Islam

Tata cara Tayammum

Tata Cara Tayamum
Tayamum adalah salah satu cara bersuci dalam Islam dengan tanah, debu yang bersih atau pasir halus. Tayamum dilakukan bila air untuk bersuci tidak dijumpai. Tayamum tidak diperbolehkan bila telah mendapati air untuk bersuci.


Dalil Tayamum:

“Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air atau berhubungan badan dengan perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan permukaan bumi yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu”. (QS. Al Maidah [5] : 6).

“Dijadikan bagi kita tanahnya untuk bersuci.” (HR. Muslim no. 522)

Berikut ini sejumlah situasi dimana tayamum diperbolehkan:

1. Melakukan perjalanan jauh
2. Jumlah air tidak mencukupi untuk kebutuhan, misalnya untuk minum
3. Suhu air yang tak mendukung, misalnya terlalu dingin
4. Tidak menemukan air setelah mencarinya
5. Letak air terlalu jauh
6. Sumber air terkandung zat yang membahayakan
7. Sakit dan tak boleh terkena air

Media yang dapat dijadikan tayamum:

“Dijadikan (permukaan, pent.) bumi seluruhnya bagiku (Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam) dan ummatku sebagai tempat untuk sujud dan sesuatu yang digunakan untuk bersuci”. [HR. Ahmad no. 22190, dinyatakan shohih lighoirihi oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth dalam Ta’liq beliau untuk Musnad Imam Ahmad, terbitan Muasa’sah Qurthubah, Kairo, Mesir]

Syarat sah tayamum:

1. Telah masuk waktu sholat
2. Menggunakan tanah bersih, debu bersih atau pasir halus (bersih)
3. Syarat untuk melakukan tayamum terpenuhi
4. Sudah berusaha mencari air
5. Tidak haid/nifas bagi perempuan
6. Hilangkan terlebih dahulu najis yang melekat

Tata Cara Tayamum (Prakteknya):

Rasulullah shallallahu ‘alaihi was sallam mengutusku untuk suatu keperluan, kemudian aku mengalami junub dan aku tidak menemukan air. Maka aku berguling-guling di tanah sebagaimana layaknya hewan yang berguling-guling di tanah. Kemudian aku ceritakan hal tersebut kepada Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam. Lantas beliau mengatakan, “Sesungguhnya cukuplah engkau melakukannya seperti ini”. Seraya beliau memukulkan telapak tangannya ke permukaan bumi sekali pukulan lalu meniupnya. Kemudian beliau mengusap punggung telapak tangan (kanan)nya dengan tangan kirinya dan mengusap punggung telapak tangan (kiri)nya dengan tangan kanannya, lalu beliau mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. (HR. Bukhori no. 347, Muslim no. 368)

1. Temukan sepotong tanah yang bebas dari najis. Ini bisa berupa permukaan alam seperti batu, pasir atau debu
2. Mengucapkan basmalah
3. Niat untuk melakukan tayamum
4. Memukulkan kedua telapak tangan ke permukaan bumi dengan sekali pukulan kemudian meniupnya.
5. Kemudian menyapu punggung telapak tangan kanan dengan tangan kiri dan sebaliknya.
6. Kemudian menyapu wajah dengan dua telapak tangan.

*Bagian tangan yang diusap adalah bagian telapak tangan sampai pergelangan tangan saja atau dengan kata lain tidak sampai siku seperti pada saat wudhu.
**Tayammum dapat menghilangkan hadats besar semisal janabah, demikian juga untuk hadats kecil.
***Tidak wajibnya urut/tertib dalam tayammum.

Pembatal Tayamum:

Pembatal tayamum sama dengan pembatal wudhu. Selain itu tayamum tidak diperbolehkan lagi bila telah ditemukan air/memiliki kemampuan bersuci dengan air.

Namun ibadah sebelumnya dimana ia bertayamum, tetap sah dan tak perlu diulang.

Dua orang lelaki keluar untuk safar. Kemudian tibalah waktu shalat dan tidak ada air di sekitar mereka. Kemudian keduanya bertayammum dengan permukaan bumi yang suci lalu keduanya shalat. Setelah itu keduanya menemukan air sedangkan saat itu masih dalam waktu yang dibolehkan shalat yang telah mereka kerjakan tadi. Lalu salah seorang dari mereka berwudhu dan mengulangi shalat sedangkan yang lainnya tidak mengulangi shalatnya. Keduanya lalu menemui Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam dan menceritakan yang mereka alami. Maka beliau shallallahu ‘alaihi was sallam mengatakan kepada orang yang tidak mengulang shalatnya, “Apa yang kamu lakukan telah sesuai dengan sunnah dan kamu telah mendapatkan pahala shalatmu”. Beliau mengatakan kepada yang mengulangi shalatnya, “Untukmu dua pahala" [HR. Abu Dawud no. 338, An Nasa’i no. 433. Dinyatakan shohih oleh Al Albani dalam Shohihul Jami’ no. 3861.]


Referensi: Muslim or.id

Naskah Drama, bahasa madura

Naskah Drama
Imtihan Nasyrul Ulum 2011
Oleh : Adi Muhaimin Mh

KUTUKAN ANAK DURHAKA

SYNOPSIS CERITA
Kisah ini menggambarkan tentang kehidupan seorang anak dari bayi hingga saatnya dewasa serta perjuangan seorang ayah dan ibu untuk membesarkan anak-anaknya, kemudian semakin anak itu dewasa maka semakin nampaklah perubahan sikap darinya, dari yang semula hanya sifat nakal seorang  anak sebagaimana lazimnya anak-anak, hingga pada akhirnya berubah menjadi anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya dan cenderung bersikap tidak menyenangkan kepada orang lain. Lama-lama  kedua orang tua anak itu hilang kesabaran, hingga pada akhirnya anak itu dikutuk menjadi seekor kelinci.
Bagian I
            Sebuah keluarga yang terdiri dari seorang ayah dan ibu, serta seorang anak yang masih bayi berada dalam gendongan ibunya. Sang ibu mondar-mandir menimang bayinya berusaha untuk menidurkan bayinya itu.
Bu Ilyas   : ( mondar-mandir sambil berusaha menidurkan anaknya, tapi anaknya tidak mau tidur, malah                                                                                                                   tangisannya semakin keras ) pak…, pak..,
Pak ilyas : iyeh bedeh apah le’ mi’ tokatoan..?
Bu I;yas   : de’ remmah riyah pak, kacongah mi’ pah nangis tok, lo’ gellem tedung..
Pak Ilyas : pola keng ojeng, gejeh engko’ sengembennah..
Bu Ilyas   : iya’ pak..( sambil menyerahkan anaknya )
Pak Ilyas : tedung cong.. ayo tedung nak, adu… wak bedeh baong joh… ayo tedung tako’ ikekke’... ihhh
Bu Ilyas   : mi’ paggun nangis pak..? ayo’ sambih keluar tako’ keng suap..
Pak Ilyas : iyeh ayo’ le’… ( lalu keduanya sama-sama turun dari pentas sambil mengipasi anaknya )
Bagian II
            Lima belas tahun kemudian, pak ilyas dan isrinya muncul lagi dengan membawa kedua anaknya yang dulu masih bayi sekarang sudah semakin besar dan sudah punya adik perempuan yang bernama mirna.( Nampak pak ilyas sedang membawa cangkul, rupanya baru pulang dari sawah )
Bu ilyas  : pak, nak kanak iya’ lapara’ raje’eh kabbhi, sedangkan engko’ bi’ sedeh gilo’ andi’ pa apah, pah                                   de’ remmah riyah pak..?
Pak ilyas : Dinah pasabber gellu le’. Maren de’remmaah pole je’reng kabedenah iya’ kadi’ riyah. Alakoh                                    panjek wa’ padinah kepa’ kabbi.. adoo lo’ taoh se thak pettha’ah pole reng..
Bu ilyas  : lakar iyonggu pak, mala satiyah pa apah larang kabbi, berres larang cabbih larang minyak larang                 sedangkan nak kanak ce’ dujenah jejen kabbi..
Ruslan    : bo’.. ruslan mintaah pesse ikabelliyeh rokok…
Bu’ Ilyas : apa nak, minta’ah pesse..? ello’ gelluh gi’ atanyaah ka bapa’en nak pola andik pesse… pak              d                                 de’remmah pak, sedeh andi’ ye pak..?                 
Pak ilyas : ello’ gelluh gi’ iteggueh le’ pola mi’ bedeh..( sambil merogoh ke saku celananya )  adu ya’ bede                                                            le’ tapeh kareh ning sapolo ebuh, ade’ pole..!
Bu ilyas   : tapeh se ikabelliyeh berres deggi’ pah apa pak?
Pak ilyas : ladinah le’ neser kacongah lamelliyagih… perkara se ikakanah gempang… wa’ bohong gi’benya                  imengkang..
Bu ilyas   : lakar iyonggu pak, Dinah engko’ bi’ sedeh soka’an ngakan nase’ bohong deggi’.. mon deyyeh                                                                  ayo’ mangkat satiyah beih pak…
Pak ilyas : iyeh ayo’ le’… ( pak ilyas dan istri serta anak-anaknya turun dari pentas )
Bagian III
                Tiga orang remaja naik ke atas pentas dengan penampilan keren dan lagi sibuk mencet-mencet hp
Angga   :  adu de’remma bro.. tang facebook mi’ lo’ lem sabisa…
Bronis   : ye make dele coplak kabbi se ipecek lo’ kera  sabisa mun ade’ pulsaen..
Coker    : iyeh lakaran bro.., je’reng mun ngisseeh pulsa sataon sakalian, pantessen lo’lem bias..
Angga   : lo’ bisa coy.. tang pulsa satiyah gi’ akareh ning sajutah lebbi… mon lo’ percajeh iya’ tegguh dibi’…
Bronis   : ( sambil mengambil Hpnya angga dan mendengarkan suara operator )  aduh iyonggu, mi’ce’ benya’en      ga… ngicok dimmah sedeh..?
Coker    : senga’ sedeh keng ngopok tang pulsa , soro tang pulsa ade’ tok…!
Angga   : ye mon lo’ toman ngisse’eh pulsa  je’ ko ngakoh kana’ , enje’ de’ remmah kana’ tang facebook mi’ paggun lo’ lem sabisa, padahal engko’ ager afacebookgeh bi’ tang cakancah… adu pah de’ remmah riyah….
                ( ketika mereka sibuk dengan hpnya, dari jauh bronis melihat ruslan datang )
Bronis   : hei ruslan… iya’ kanna’…!
Ruslan   : bede apa bro…?
Bronis   : enje’ keng sedeh malle agabung dengan kita-kita riyah. Malle lo’ KUPER alias kurang pergaulan. O iyeh dulih kennalagih tang cakancah.. se gentheng riyah nyamaen ANGGA alias anak gaul, mun se kerren riyah nyamaen COKER alias cowok kerren .. ( mereka bersalaman dengan ruslan satu persatu )
Ruslan   : O iyeh, bede apah mi’ ipece’ tok hp’n…?
Angga   : benni rus, ariyah nyamaen teppa’en afacebokgen… biasa anak gaul…
Ruslan   : apah, nyare bu’.. bedeh ebbu’en  ilem hp’n ye kana’?
Coker    : benni ebbu’ kawan… masa’ ebbu’ bede ilem hp, mun ebbu’  wa’ bede itas perreng joh.. ( sambil menunjuk ke pohon bamboo ) benni dinna’.. ariyah nyamaen facebook…!
Ruslan   : O  facebook , trus facebook jiyah oreng dimmah kana’ ?
Bronis   : deyyeh rus… facebook riyah benni nyamaen oreng, tapeh nyamaen situs internet ka angguy nyareh kancah se benya’… mon terro taoah iya’ nigguh tandi’..!
                ( ruslan melihat facebooknya bronis sambil senyum-senyum sendiri )
Ruslan   : adu la iyeh lebur bro… engko’ terro afacebookgeh kiyah mun deyyeh.. iya’ dulih tang hp daftaragih….
                ( ruslan mengeluarkan Hp bututnya dan memberikan kepada bronis, spontan saja mereka menertawakan Hp bututnya ruslan tersebut )
Angga   : Hp apah jiyah ruslan ? Hp’n sedeh jiyah lakatopoan beled, gebeyyeh nampah ?
Coker    ; iyeh, ajiyah Hp lamate taonah, ketinggalan seppor sedeh…!
Bronis   : mun igebey facebook ajiyah lo’bisa rus… tapeh se pantes gebey langgenah lencak.. iya ngga’ kawan-kawan ha hhhhhhhhh…
Ruslan   : aduh ko’ ce’ todusseh ka cakancah . Hp’n nak kanak teng gentheng kabbi, sedangkan tang Hp lakatopoan beled kadi’ riyah. La satiyah engko’ koduh minta Hp se genteng ka embo’ , malle lo’ kala bi’ andi’en cakancah.. ( dia berkata-kata sendiri sambil turun pelan-pelan dari pentas dengan perasaan yang amat malu).
Angga   : hei… demma’ah ruslan mi’nyingge … ayo’ kawan-kawan kita jalan lagi…
All           : Ayo…
Bagian IV
                Sementara itu pak ilyas dan bu ilyas tampak kelelahan baru datang dari bekerja di sawah
P. ilyas  : adu pok capo’an depak karoma , tenga dele arassah potongah kabbi…
B. ilyas  : adu iyeh pade pak, pola mintaah pecet ye pak…
P. ilyas  : enje’ ella  sakalangkong le’ … sedehkan pade lessoh kiyah.. o iyeh nak kanak ruwah demma kabbi…
B. ilyas  : ello’ gi’ ikatonah pola bede ilem roma…  mir… mirna….!
Mirna    : iye bo’…( menjawab dari bawah pentas ) pak bo’ ladeteng yeh..
B. ilyas  : iyeh ladeteng beng…
Mirna    : pak bo’.. iya’ aingah tako’ arjeng…
P. ilyas  : iyeh engko’ lakar ce’ arjengah… nak ( p.ilyas mengambil dan meminum air itu ) O iyeh kaka’en demmah beng…?
Mirna    : engko’ lo’ tao pak, paleng gi’ ngeleleng pak…
B. ilyas  : ado pah de’remmah nak kanak jiyah pak , je’reng abe’en la rajah  tapeh ce’ delepong ka lakoh, pah lo’ lem atatolong sakaleh…
P. Ilyas  : ladinah le’ maren ipade’remmah kiyah.. lapanyo’onagih beih pola po’capo’en ipa sadar bi’ se kabesah… adu.. engko’ ce’ payaen le’, engko’ gi’ dung tedungah ilem roma ye le’…
B. ilyas : iye ka’ la istirahat kassah….
                ( tiba-tiba ruslan datang sambil marah-marah )
Ruslan   : bo’… bo’….
B. ilyas : alaonan rapah cong… bede apah….?
Ruslan   : engko’ minta’ah Hp bo’….
B. ilyas  : apah, Hp…? Sedeh kan la andi’, masa’ gi’ mintaah pole,,, maren igebeyyeh nampah cong…
Ruslan   : iyeh andi’… tapeh tang Hp ce’ jube’en bo’.. engko’ terro Hp segenteng, kadi’ andi’en nak kanak selaen juah bo’… jelling kan teng genteng…
B. ilyas  : ladinah cong, je’ ajelling ka andi’en oreng se genteng thok… sedeh kodu akacah gelluh.. oreng tuan sedeh riyah oreng malarat nak,…
Ruslan   : lo’ bisa….. poko’en mulai satiyah, engko’ melleah Hp se genteng…
Mirna    : je’ deyyeh ka’ ruslan… je’ reng se ikabelliyeh berres beih lo’ andi’ pah olleyah dimmah pesse’en…
Ruslan   : je’ ro’ noro’ sedeh le’… mon terro lo’ icekkellah… ( sambil mendorong adiknya dengan kasar sampai jatuh ke lantai )
B. ilyas  : ruslan….! ce’ jahaddeh sedeh cong… ariyah ale’en sedeh … mi’ ce’ tege’n sedeh na…..k..!
Ruslan   : ladinah….! Rek kere’ korang ajer… dulih bo’ kemmah pessen engko’ ager…
B. ilyas : maren apa cong… je’ reng lo’ andi’ pesse… bedeh ya’ ning du polo ebuh, ikabelliyeh berres deggi’ wa’ se ikakannah ade’ sakaleh…
Ruslan   : aahh… pesse apah mon ning du polo ebuh jiyah ( ruslan sambil mengambil uang itu dan mencabik-cabiknya ) ikabellih casingah tok lo’ olle….
Mirna    : adu ka’ sedeh mi’ ce’ tegenah ka embo’ je’ reng pesse ikabilliyeh berres deggi’ mi’ ire care bi’ sedeh ka’ , kejjem onggu sedeh ka’… ( mirna duduk memunguti sobekan uang itu )
Ruslan   : Dinah, kakan pessen se ancor jiyah… O iyeh, sedeh kan andi’ kalong bo’, dulih padenna’ kalongah bo’… mun lo’ ibegi, iobberreh roman…
B. ilyas  : aduh ella cong… engko’ lo’ andi’ pa apah pole… karo kare kalong riyah tok… ( sambil menangis dan memegangi kalungnya sambil di bantu mirna karena takut diambil ruslan)
Ruslan   : aahh.. dulih, ( ruslan berusaha merampas kalung itu dari ibunya ) ha ha hhhhh … satiyah kalongah ejuelleh bi’ engko’ pah ikabelliyeh Hp Blackberry malle lo’ kala genteng bi’ andi’en nak kanak… jjuaahh ( ruslan meludah dan pergi begitu saja )
Mirna    : adu de’remmah riya bo’… sedeh lo’ pa apah ye bo’….
B. ilyas  : enje’ nak engko’ lo’ pa apah… ayo dessah nak,  entar atotoran ka bapa’en …
Mirna    : iye ayo’ bo’………
                ( mereka berdua turun dari pentas )
Bagian V
Angga dan teman-temannya menaiki pentas dan mereka masih sibuk dengan HP mereka masing-masing.                           
Angga   : de’remmah lancar facebook ye kana’…
Bronis   : oh, mun tandi’ paleng lancarrah, mala tang ca kanca satiyah para’ depa’ah saebuh oreng… mun andi’en berempah cok…
Coker    : Oo mun tandi’ lo’ pate benya’… ning saebuh duratos oreng….
Angga   : apa kana’, facebook jiyah lambe’, laberuy… satiyah se osom twitter kadi’ tandi’ reh.. ya’ jelling mun lo’ percajeh…
Bronis   : ca’en sapah Ga…? Berarti engko’ katinggalan kana’…
Angga   : ya iyalah bro… satiyah 2011 benni 2010
Coker    : La mun deyyeh engko’ aobe’eh beih… malle lo’ ceccer , deggi pah burung se deddiyeh coker alias cowok kerren……..
                ( ketika mereka asyik ngobrol, ruslan datang dengan membawa HP barunya )
Ruslan   : ehm.. bede apah ye’ mi’ ce’ rammien…
Bronis   : Oo… sedeh ruslan, biasa ariyah teppa’en abahas Dunia Maya…
Ruslan   : apah, Luna Maya  ?
Coker    : benni Luna Maya… mun Luna maya juah artis porno, jube’ lo’ning ka omong dinna’, ariyah acara imntihanan.. ben pole tako’ igigirrih te Ariel deggi’…
Angga   : deyyeh rus.. se emaksod bronis juah, dunia maya otabeh dunia internet… ben pole anu apah sedeh nya’ tanya’an ? make itotorah lo’ kera ngarteh , soallah sedehkan lo’ andi’ HP se genteng…
Ruslan   : E…. ello’ gelluh je’ di congocoh.. edinna’ riyah, bahkan sa madureh lo’ kera bede andi’ enga’ tang HP riyah… soallah tandi’ BlackBerry se paleng baru… ( ruslan mengeluarkan HPnya dari saku, dan teman-temannya pun pada kaget semua )
Bronis   : wiihh.. hebat sedeh rus, andi’ blackberry, olle dimmah rus…?
Ruslan   : ye melle kana’ masa’ ollen korupsi… engko’ benni gayus tambunan
ALL         : kemma negguweh… kemmah negguweh… ( mereka berkerumun melihat HP barunya ruslan sambil terkagum-kagum )
Angga   : makkeh genteng mun ade’ pulsa’en, igebeyyeh nampah….?
Ruslan   : je’ kor apettah, teggu gelluh pulsan… ( kemudian di cek pulsa, dan keluar suara operator )
Bronis   : aduh, mi’ cek benya’en pulsan rus…
Ruslan   : ah biasa….
                ( di saat mereka asyik melihat Hp ruslan, pak ilyas datang )
P. ilyas  : enje’ mun na’ kana’ ngudeh satiyanah, ce’ lo’ taon palaturen , masa’ pah buk ombugen itenga embong , mun ikenning serempet , pah oreng se lebet se sala... cek cek cek !
Coker    : Lebet, lebet kana’ bedeh oreng lebeddeh….!
P. ilyas  : Leh, bede dinna’ sedeh cong… alakoh apah?
Ruslan   : biasa ma’, teppa’en nongkrong bi’ cakancah…
P.ilyas   : ta’ tolongih ngare’ beih rapah cong… tembeng keng nongkrong ade’ lakon…!
Ruslan   : apa ma’, ngare’ ? ha ha hhhh… satiyah riya ma’ labenni jemanah oreng ngare’… ngare’ jiyah lambe’..
P. ilyas  : adu cong, mi’ ngoca’ deyyeh sedeh… kabiden sedeh gi’ beji’ sampe’ lajeggur okom jiyah, iyengonih ollen ngare’ cong, benni ollen ngico’, benni aobu toyol… ngarteh …
Ruslan   : ladinah, soro sapah sedeh ngare’… mangkan je’ ta betta deddi reng malarat jiyah ma’… deddi reng misken betta… mun sogi lo’ pa apah…
Angga   : rus… ella jube’ je’ ampo ngoca’ deyyeh ka emma’en…
Bronis   : iyeh, ella je’ ampo deyyeh…
p. ilyas  : korang ajer sedeh cong… ( sambil mendekat mau mukul ruslan, tapi di tepis oleh ruslan )  ce’ langkan ka engko’ sedeh cong, make bileeh engko’ lo’ bisa nyaporah cong….
Ruslan   : aahh, je’ nya’ benya’ petta ma’ nyingge, nyingge… engko’ kastah deddih anak’en sedeh mak… lamateh beih sedeh..
       ( ruslan mendorong ayahnya sampai jatuh lalu mengambil kayu dan di pukulkan ke ayahnya, teman-temanya tidak kuat memegangi ruslan. Akhirnya pak ilyas jatuh tersungkur ke tanah dan pingsan )
Coker    : ruslan, ce’ tege’n sedeh ka emma’en.. ajiyah reng tuan sedeh… ikenning belet rus..
Ruslan   : Latorot , mateh la mateh… juah ( ruslan meludah )  ayo’ dessah kabbi….
Bagian VI
                Di saat pak ilyas masih pingsan di atas pentas , istri dan anak perempuannya mencari kemana-mana
B. ilyas : aduh pah bede dimma emma’en na’… mi’ pah lo’ dik itemmuh, pah isariyah demma pole riyah…?
Mirna    : iye bo’ , padahal lamareh isareh man demman , tapeh paggun gilo’ itemmuh , pah bede dimmah emma’ jiyah bo’ ?
B. ilyas  : ladinah ayo’ lasareh beih nak… ( tiba-tiba bu ilyas melihat pak ilyas dalam keadaan pingsan ) aduh aruwa’ emma’en na’ !  pak… pak….
Mirna    : kemma bo’ …?            Ma’ arapah sedeh ma’…. jegeh ma’…. Je’ mateh ma’ ... de’remmah emma’en bo’….. gi’ odi’ yeh….
B. ilyas  : enje’ nak, emma’en keng klenger … adu pah arapah ye… pak jege pak.. ( lalu perlahan-lahan pak ilyas mulai bergerak, mulai sadar dan berusaha untuk duduk )  Pak, arapah sedeh pak.. mi’ dele klenger dinna’ … bi’ sapah se ipadeyyeh pak….?
P. ilyas  : ariyah lakon ruslan le’……..!
Mirna    : apa ma’..? bi’ ka’ ruslan …, mi’ dele klenger ipade’remmah ma’…?
P. ilyas  : anu beng… gelle’ kaka’en ipaenga’ bi’ engko’… trus pah muk ngamuk, sampe’ nukol de’ sengko’…
B. ilyas  : maren pah ipade’ remmaah na’ kana’ jiyah pak… sajen abit, sajen korang ajer, sajen tuwah sajen Drekah…  alaben to’ ka reng tuwah,
Mirna    : ladinah bo’, lapasabber beih… pola pok capo’en ipasadar bi’ pangeran…
B. ilyas : ye iyeh na’, tapeh mun pah deyyeh to’… engko’ tako’ capo’en lo’ bisa saber na’….  O iyeh, ayo’ satiyah bapa’en sambi mule beih na’ malle istirahat… mun paggun lo’ beres, deggi’ suntikagih kakon ibu…!
Mirna    : tapeh pessen olliyah dimmah bo’…
B. ilyas  : ladinah soka’an aotang gellu ka ibu…  ayo’ pak mule…      teggu’ emma’en ye na’ tako’ labu…
Mirna    : iyeh bo’…!
Bagian VII
                Angga, bronis, dan coker berkumpul di atas pentas, sedang ngobrol membicarakan tingkah laku ruslan
Yang kelewat batas dan durhaka kepada kedua orang tuanya.

Angga   : bro, je’ pah alakoh facebook tok.. deggi seng lo’ andi’ pulsa pah reng tuwan se irodeng…
Coker    : iyeh lakaran… reng tuwan lakon ngare’ ana’en ya magaya afacebokgen tok… sadar bro…
Bronis   : maren mun ce’ leburreh kana’ ipade’remma’ah… pola dusah yeh…?
Angga   : ye lo’ dusah bro… keng tako’ ade’ benya’en pulsa… deggi’ pah keng tellorrah embu’en se ikeco’…
Bronis   : lo’ bisa ga… engko’ lo’ toman ngico’an tellor… engko’ riyah anak baik benni anak durhaka…
Coker    : mun deyyeh padeh bi’ engko’ bro… makke engko’ riyah anak yang selalu berbakti kepada orang tua… lo’ kadi’ ruslan…
Angga   : mun ruslan de’ remmah kana’…?
Coker    : ye beri’ ruwah, masa’ ka emma’en dibi’ alaben… kan drekah nyamaen…!
Bronis   : benni karo alaben… mala emma’en itokol bi’ ruslan dele klenger…
Angga   : senga’ kana’ , je’ sampe’ nindeh jiyah… karnah oreng tuwah jiyah koduh ihormadih, koduh itoro’ ben lo’ olle ka langka…
Coker    : mun alaben otabeh langka, de’ remmah ga ?
Angga   ; ye mun drekah , tako’ sampe’ iyastoh bi’ reng tuwanah…
Bronis   : o iyeh, kadi’ ceretanah Maling Kundang ruwah… iastoh bi’ embo’en sampe’ deddi Betoh..
Coker    : benni Maling Kundang Bro… Malin Kundang… den beden sedeh… reken maleng yeh…
Bronis   : iyeh sory.. sory… keceplosan….!
Angga   : mangkan kana’ je’ ampo drekah, tako’ sampe’ iyastoh otabeh ikutuk bi’ reng tuwan… soallah mun duwen reng tuwah jiyah mandih…!
                ( disaat mereka asyik ngobrol tentang ruslan, tiba-tiba ruslan datang marah-marah )
Ruslan   : hei bede apah mi’ arasanan engko’…. Arapah hah… ?
Coker    : enje’ rapah rus, sapah se arasanan sedeh…
Bronis   : iyeh rus.. gelle’ nak kana’ keng arasan… je’ sedeh andi’ Hp genteng….
Ruslan   : lo’ bisa… pola engko’ nyanggu tengel yeh.. sedeh gi’ buru ngoca’ engko’ jiyah anak durhaka… durhaka apah, hah….!
Angga   : iyeh ella saporan rus, sedeh lo’ usa gigir deyyeh kana’ kana’…
Ruslan   : enje’ lo’ bisa… engko’ benni durhaka.. tapeh engko’ keng beji’ katang reng tuwah… terro icekkellah kabbi bi’ engko’ malle latompes kabbi… ( tiba-tiba suara petir menggelegar )
Angga   : aduh apah kana’…?  Ella rus je’ ampo nguca’ deyyeh, tako’ ikutuk bi’ pangeran…
Ruslan   : kemmah, kemmah kutugeh ko’ terro taoah…. Kemmah dulih......!
Bronis   : Rus, ella tako’ je’ ampo apettah deyyeh… ayo kana’ dessah kabbi tako’ iteppa’eh kutugen kiyah deggi’
                ( mereka pun turun dari pentas karena takut terkena bias dari kutukan juga, sehingga tinggal ruslan sendirian )
Ruslan   : nyingge, nyingge kabbi mun tako’.... lakar keng panakot kabbi… awas ye cong…..!
































Bagian VIII
                Pak ilyas dan keluarganya mau pergi kesawah, dan ditengah jalan mereka bertemu dengan Ruslan
Anaknya.

P. ilyas  : ni’… ayo’ geccangih ni’ tako’ capo’en ojen…
Mirna    : iye lo’ dente’ ma’.. je’ cang geccang…!
P. ilyas  : enje’ ni’ , engko’ polan ager araoah… sedeh deggi’ nolongih ngare’ embo’en ye ni’ ?
Mirna    : iye ma’… o iyeh, embo’en kemma ma’ mi’ lo’ ikatela’…?
P. ilyas  : adu iyeh, embo’en ceccer ngara ni’ bede ibudih..! dente’ dinna’ ellu ni’…
Mirna    : maren sedeh ce’ geccangah ma’…! Ella embo’en ceccer….
                ( kemudian ibunya muncul dengan nafas ngos-ngosan )
B. ilyas  : adu pak… mi’ pah idinaagih engko’ pak? Alaonan rapah, ager demma’ah…
p. ilyas  : iyeh saporan le’… nyanggu bede itang budih bi’ engko’…
B. ilyas  : enje’ mon sedeh pak….. untung lo’ iculik oreng. Mun pah iculik de’remmah pak….
                ( ruslan melihat mereka dan menghampiri orang tuanya )
Ruslan   ; Ma’ Bo’…. Demma’ah kabbi jiyah…
Mirna    : ariyah entarrah ka sabe ka’… noro’ah ye kak…?
Ruslan   : enje’ , anu apah….! Ma’, dulih engko’ mintaah pessen satiyah ikabelliyeh pulsa, tang pulsa ade’ sakaleh…
P. ilyas  : mi’ pah ade’ benya’en pesse sedeh cong…
B. ilyas  : gebeyyeh apa beih cong, mi’ pah pesse tok… emma’en lo’ andi’ pesse cong… iyabi’ sedeh kabbi…
Ruslan   : latorot.. poko’en satiyah koduh bedeh… kemma ma’… kemma dulih… ( sambil menggeledah semua saku ayahnya )
P. ilyas  : ade’ cong, engko’ lo’ andi’… deggi’ pah iberri’ landu’ beih rek kere’ jiyah….
Ruslan   : beduk dibi’ landu’en jiyah ma’… pola pah compet…!
P. ilyas  : apa cong…? Korang ajer sedeh cong… minta landu’ onggu sedeh ye cong… hah.. hah.. ( p.ilyas mau memukul ruslan dengan pacul tapi bu ilyas berusaha memeganginya )
B. ilyas  : adu ella pak… ella je’ landu’ pak… ajiyah ana’en sedeh pak…
Ruslan   : dulih dulih mun Bengal, dulih jejel, awas yeh.. icekkelah kabbi bi’ engko’…
Mirna    : ella ka’, ella ka’… je’ deyyeh , neser emma’ bi’ embo’ ka’…! ( sambil berusaha memegangi kakaknya )
                ( pak ilyas dan bu ilyas di pukul oleh ruslan, sampai akhirnya )
B. ilyas : tolong….! Tolong….!
                ( angga dan teman-temannya datang mau menolong )
ALL         : ella rus, ella rus… ( berusaha menenangkan ruslan )
B. ilyas  : adu coonng… engko’ lalo’ kuat andi’ anak sedeh coong… tembeng ngobu sedeh engko’ angu’an ngobuweh embi’.. tembeng ngatela’ sedeh engko’ angu’an ngatela’ah embi’ coong… Ye Allah Ye gusteeh… tobet pangeran……!
Ruslan   : adoo.. panassss… panasss…. Tolong….. panassss…. Panasssss.!
( Tiba-tiba suara angin dan petir menyambar dan menggelegar, suasana menjadi gelap mereka pun pada panic dan ketakutan. Tidak lama kemudian suasana menjadi hening )
Mirna    : bo’, demmah ka’ ruslannah bo’ mi’ ade’…?
B. ilyas  : taoh pah demmah nak… pola buruh…
P. ilyas  ; ladinah ni’… laje’ mikkereh kaka’en sedrekah juah… ( tiba-tiba muncullah seekor kambing dan berkata)
Ruslan   : pak… bo’… engko’ bede dinna’ … engko’ ruslan bo’…
ALL         ; leh, embi’en apettah…. Aduh ruslan ikutuk deddi embi’…
B. ilyas  : aduh cong, mi’ deddi embi’ onggu sedeh nak… adu neser nak…
P. ilyas  : ladina le’, lakar deyyeh mun oreng drekah ka reng tuwan….
Ruslan   : pak, bo’ ben sedeh le’ mirna… ruslan minta’ah saporah kabbi, karna sengko’ la drekah , alaben to’ kasedeh pak… bo’…. Mungkin tang tengka pade bi’ hewen, mangkan bi’ guste Allo ipadeddih hewen… ben de’ tang cakancah kabbi angga, bronis. Coker saporan ye kana’
ALL         : iyeh de padeh ruslan…..
                 


SEKIAN